Jumat, 27 Februari 2015

Sejarah Parangtritis


 Sejarah Pantai Parangtritis

   Pantai parangtritis yang berada di daerah Istimewa Yogyakarta ini memang sangat terkenal bahkan mmenjadi salah satu pantai terpadat yang dikunjungi oleh para wisatawan. Selain pantainya yang sangat indah para wisatawan dapat berlibur di pantai ini dengan menggunakan tempat penginapan yang disediakan disekitar pantai. Konon dari para cerita masyarakat sekitar yang pernah saya ajak berbicara pantai ini setiap beberapa tahun sekali pasti ada saja tumbal yang terkena ganasnya ombak disekitar pantai ini. Entah sebab dan akibat apa mitos tersebut sangat erat kaitannya dengan cerita ratu pantai selatan.

Misteri Pantai Parangtritis

Kepercayaan masyarakat setempat disekitar pantai maupun di Jogja tentang legenda Nyi Roro Kidul juga dengan sendirinya menimbulkan suatu efek tersendiri sehingga mampu menyedot jumlah wisatawan lebih besar dibanding pantai-pantai lainnya. Saya teringat dengan kata kata yang diucapkan oleh masyarakat disekitar pantai bahwa kalau berkunjung kepantai ini hendaknya jangan pernah memakai pakaian yang berwarna hijau. Entah mengapa mitos atau sugesti tersebut tertanam sangat dalam terhadap masyarakat tentang pantai ini. Karna menurut masyarakat setempat warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul, sehingga dikhawatirkan yang memakai baju atau kaos yang berwarna hijau akan diseret ombak ke laut karena dikehendaki oleh sang penguasa laut selatan. Namun cerita tersebut merupakan cerita lama yang sampai sekarang masih ditakuti oleh para wisatawan yang berkunjung ke pantai Parangtritis.

Sedangkan untuk asal nama Parangtritis yang segaligus menjadi nama pantai mempunyai sejarah tersendiri. Alkisah, pada jaman dahulu kala ada seseorang pangeran bernama Dipokusumo yang melarikan diri dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah tersebut untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang yg artinya batu dan tumaritis yang bisa diartikan sebagai tetesan air. Terlepas dari apapun sejarah yang ada dipantai ini kita sebagai wisatawan wajib melestarikan budaya asli Indonesia dan menjaga kelestariaan dari pada lingkungan disekitar pantai Parangtritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar